Ya, bunga mawar merah yang sangat indah.
Semerbak wanginya tercium menusuk hidungku.
Kamu memberikan sebuket mawar itu padaku.
Sungguh, hari itu hari paling bahagia di hidupku.
Belum ada satu orang lelaki pun yang memberikan bunga padaku.
Aku menerimanya dengan senyum merekah di bibirku.
Aku hendak memelukmu, lalu... “GEDUBRAK!”
Aku mencari sumber suara itu.
“Ada apa?”, tanyaku dalam hati.
Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, menyadari sesuatu.
Aku tidak berada di depan pintu, tidak ada lelaki itu, tidak ada mawar merah itu.
Aku berada di kamar tidurku dan terjatuh di lantai.
“Ah, hanya mimpi..”, gumamku perlahan.
Kecewa.
No comments:
Post a Comment